Analisa Bisnis Kebun Hidroponik Sayuran Sistem NFT
Dalam tulisan ini kami mencoba memberikan sedikit gambaran mengenai usaha hidroponik sayuran dengan menggunakan sistem NFT dengan menggunakan Gully Trapesium
Analisa Usaha Kebun Hidroponik ini dengan asumsi sebagai berikut :
1. Luasan Green House 864 meter persegi, Lokasi Pulau Jawa, tanah milik sendiri
3. Populasi tanaman 21.000 titik
4. Satu periode produksi adalah kurang lebih 40 hari, mulai dari semai sampai dengan selesai produksi, dalam 1 tahun 10 periode produksi
5. Penyusutan Green House dan Instalasi selama 5 tahun
6. Harga jual Rata Rata Sayuran (Selada ) Rp. 17.500/kg – Rp. 20.000/kg
7. Green House dan Instalasi NFT dikerjakan kontraktor seharga Rp. 750.000/meter persegi
Dari Asumsi di atas didapatkan 2 contoh perhitungan sebagai berikut :
Keterangan detail hitungan tabel :
- Target produksi berhasil panen adalah 95% populasi lubang tanam
- Karyawan bagian produksi 2 orang dengan Gaji Rp. 2.000.000/orang
- Biaya listrik terbesar dari Pompa 3 hp dengan daya 2.100 watt nyala 24 jam dengan tarif listrik Bisnis Rp. 1.100/kwh
- Media tanam dengan menggunakan Rockwool ukuran 2,5 cm x 2,5 cm x 3 cm
- Benih menggunakan benih selada import
- Nutrisi meracik sendiri
- Masa Manfaat GH dan Perlengkapan di hitung dengan metode penyusutan
- Biaya Pokok Produksi/Netpot = Rp. 1.276,-
Analisa ini masih hitungan kasar dan tetap harus memperhatikan beberapa asumsi diatas. Kedisiplinan dalam menjalankan parameter budiaya sayuran hidroponik secara intensif menjadi kunci sukses dalam berhidroponik untuk mendapatkan produksi yang optimal. Selain itu kemampuan untuk memasarkan produk untuk mendapatkan harga terbaik sesuai kualitas produk juga sangat menentukan hasil yang di dapatkan dari bisnis kebun sayuran hidroponik.
Jika ingin mendapatkan hasil lebih maksimal, bisa dengan merubah parameter di atas antara lain :
1. Tanaman yang di budidayakan merupakan sayuran yang memiliki nilai jual tinggi
2. Jual produk anda ke end user, seperti restoran utk mendapatkan harga terbaik.